Percikan Kembang Api di Malam Takbiran
Bismillah...
Beberapa belas tahun lalu saya masih ingat selalu membeli kembang api kecil bungkusan di warung tanteku di sudut lorong. Dulu ada satu jemuran kecil di samping rumahku yang selalu kugunakan sebagai tempat menggantung kembang api itu di sana, saksi bisu. Menyulut kembang api dan kemudian menggantungnya terbalik lalu memandanginya perlahan hingga habis percikan api yang muncul darinya. 12 buah dalam sebungkus kubagi 5 bersama saudara-saudariku. Kembang api kecil itu dulu begitu ekslusif. Harganya murah tapi cuma sanggup kubeli sebungkus.
kembang api mini dari blog nonitriana |
Menutup ramadhan dengan kembang api ini adalah kebiasaanku dan teman sebayaku selorong setanah air. Di dalam sulutan kembang api ini tersimpan memori-memori masa kecilku tentang ramadhan dan malam lebaran. Dulu, bapak setiap tahun biasanya keluar rumah membakar kayu kemudian membuat tungku dari batu bata dan memasak ketupat dan buras hingga pukul 12 malam lebih. Terkadang diriku ikut menyelipkan diri sambil memain-mainkan api tungku yang kemudian disambut marah oleh bapak. Kembang apilah yang menjadi pengganti kala saya tidak diijinkan bermain api. Main api itu juga berbahaya sih.
Tiang jemuran di samping rumah yang kukatakan tadi. Beberapa tahun lamanya menjadi saksi dinyalakannya kembang apiku yang istimewa. Tiang jemuran itu kini sudah tak ada. Kembang api kecil pun sudah menjadi hal biasa dan jarang dimainkan lagi. Sekarang kembang api besar yang meletus-letus di langit yang menggantikan peran kembang api mini itu. Merayakan takbir yang kian nyata.
Tiang jemuran di samping rumah yang kukatakan tadi. Beberapa tahun lamanya menjadi saksi dinyalakannya kembang apiku yang istimewa. Tiang jemuran itu kini sudah tak ada. Kembang api kecil pun sudah menjadi hal biasa dan jarang dimainkan lagi. Sekarang kembang api besar yang meletus-letus di langit yang menggantikan peran kembang api mini itu. Merayakan takbir yang kian nyata.
Nah, kawan blogger. Hima Rain ini telah menjadi teman kalian selama kurang lebih setahun. Mohon maaf bila ada salah-salah kata dan kalimat yang mengucur di blog ini maupun di kotak komentar kawan-kawan sekalian. Semoga tulisan-tulisan ini ke depannya bermanfaat untuk semua. Amiin. Taqabbalallahu minna waminkum... Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah subhanahu wata'ala. Maaf lahir batin dari hima..
Sampai saat ini saya masih tidak suka dengan letusan kembang api yang membuat jantungku berdebar-debar. Please masa lalu ternyata memang lebih indah dan damai.
Hima Rain
Postingan ini dalam rangka Lomba Blog Pojok Pulsa:
Pojok Pulsa – Pulsa Elektrik - Pulsa Murah - Voucher Game Online.
Mau Pulsa Gratis? Follow: @pojoktweet | Facebook Page Pojok Pulsa | Pojok Pulsa Google Plus Page
Pojok Pulsa – Pulsa Elektrik - Pulsa Murah - Voucher Game Online.
Mau Pulsa Gratis? Follow: @pojoktweet | Facebook Page Pojok Pulsa | Pojok Pulsa Google Plus Page
sama sama mbak, minal aidzin wal faidzin, mohon ma'af lahir dan bathin... ^^
BalasHapushehe.. malah lebih asyik yang meletus itu mbak kembang apinya.. :D ya sih, kadang kaget juga... :D
humm mungkin kalo laki2 suka sih hehe.
Hapusmaaf lahir batin srul
HapusAku juga gak suka suara kembang api yang meledak gitu...
BalasHapusNgaget-ngagetin ajah...
betuls. bisa jantungan kita
Hapus