In Friends #1
Everybody
has problem. Satu hal yang kuketahui setiap orang punya masalah yang
berbeda-beda dan pastinya respon terhadap masalah yang juga berbeda-beda.
Terkadang saya berpikir bagaimana caranya menghilangkan masalah-masalah dengan
cara yang cepat tanpa membuat orang merasa semakin terpuruk dalam masalah.
Diriku pun sering terlilit masalah, bahkan masalah yang lebih bermasalah dari
masalah orang lain. Dan yang sering kupikirkan pula, orang lain selalu akan
merasa sebuah masalah yang tertimpa (ah bukan tertimpa lebih tepatnya hanya sedang
singgah di atas pikirannya) ini adalah sebuah masalah yang sangat besar.
Sedangkan di mata orang lain, it’s just simple problem guys.
Seorang
teman memiliki masalah yang sangat simple di mataku. Dia memiliki
ketersinggungan yang cukup besar soal financial. Dan membantunya dalam hal itu
akan membuatnya merasa sangat menjatuhkan harga diri dan membuatnya merasa
rendah. Padahal kami yang dalam posisi membantu tidak sama sekali memiliki
perasaan egois dan sombong seperti itu. Terkadang bila manusia dililit dalam
sebuah masalah, perasaan suudzon (prasangka buruk) akan lebih banyak melingkupi
pikiran. Sebut saja sebuah kejadian seorang wanita saat sedang menyukai seorang lawan jenis.
Menyukai seseorang dia anggap sebagai sebuah permasalah terbesar dalam hidupnya dan satu-satunya masalah dalam hal itu adalah tidak ingin orang lain mengetahui
perasaannya. Rasa suudzon sedikit demi sedikit mulai menghampirinya, satu persatu
teman dan sahabat karibnya ia curigai karena takut akan diledek bilamana diketahui dirinya menyukai seseorang. Perasaannya pun semakin bertambah curiga jikalau salah
seorang teman memberitahukannya langsung kepada yang bersangkutan. Padahal
dalam kenyataannya tidak ada yang mengetahui kalau wanita itu sedang menyukai seseorang. Prasangka buruk bisa menjadi berlebihan seperti itu.
Nah, seperti itulah prasangka buruk. Akan
saling panggil-memanggil, seperti isi dari sebuah hadits, “kebaikan akan saling
panggil memanggil begitupula dengan keburukan”. Mengetahui seorang kawan karib
sedang mengalami masalah, tidak seharusnya saya berdiam diri. Namun ternyata
respon dari masalah kawan karib tersebut terhadap masalahnya adalah TIDAK INGIN
DIGANGGU UNTUK SEMENTARA. Yang hanya bisa kulakukan sekarang adalah yah dengan
tidak mengganggunya. Tapi saya merasa ada batas waktu yang harus kubuat antara
saya dan kawan karib itu. Saya tidak ingin berlama-lama dalam tingkah diam karena
saya tidak memiliki satu masalah pun dengan dia. Dia yang memiliki masalah
seharusnya bisa menghilangkan rasa ego dan berusaha membagi masalah. Seperti
kata pepatah jaman dulu, sedih suka dibagi bersama. Itu yang kupelajari selama
ini. Eksistensi sebuah persahabatan adalah saling membagi rasa, dalam suka
tetap bersama dan sedih hilangkan bersama.
Ini
nasehat untuk diriku sendiri, “jika dirimu sedang berada dalam sebuah masalah
cobalah untuk membuka diri, karena masalah akan hilang terbawa dalam suasana
kebersamaan. Dan yang paling patut untuk dibatasi dalam diri adalah rasa
prasangka buruk, karena semuanya akan sama di hadapan prasangka buruk, hanya
buruk. Yang paling pas untuk belahan hati dan tubuh ini adalah hati yang selalu
bersyukur. Kebahagiaan itu asalnya dari hati yang selalu bersyukur (mengutip status Ninis).
Mari berprasangka baik! Melatih diri untuk berubah menjadi lebih baik seperti mentari senja yang akan membuka malam.
Hima Rain
wah..
BalasHapuskeren nih infonya, bermanfaat sekali.
#Salam sukses dari saya
haha thanks sudah dianggap sebage info
Hapusterbuka sama org yg tepat yg bisa ngasih solusi :D
BalasHapusiya jiah right
Hapusintinya komunikasi. saling jujur :)
BalasHapushum kalo dianya jg tidak mau dihubungi susah ya hehe
Hapussetujuuu \(^^)/ tiap punya masalah aku juga mengkomunikasikan sebatas yang penting aja.. karena kalau kita sewot sendiri, galau sendiri, orang2 yang perduli sama kita pasti kepikiran.. :'( yg penting memang komunikasi sih ya..
BalasHapusiya mbak suci
HapusKalo setiap masalah itu bisa di nikmati pasti indah ya,,Lagian siapa sieh yg g punya masalah.. anggap sajalah itu karunia dengan ujian hidup yang berbeda.. karena kalo masalah itu di pikir akan ada habisnya.. so Nikmati sajalah.. anggap saja itu angin datang kemudian lewat seiring waktu..HHuks
BalasHapusiya benar yang ga bermasalah itu kurang feel human nya hehehe
HapusCool banget!
BalasHapusPas ama aku nih... bukan part masalah seneng ama orangnya loh ya :P
Kalau ada masalah, aku sih mending ngobrol ama temen, gak usah ngobrolin masalah itu juga... tar juga lupa ama masalahnya hahaha~
Selow selow, bi hepiii!