Menelusuri Kalimat Demi Kalimat dalam BUMI
Bismillah...
Tidak henti-hentinya saya menatapnya melalui rak buku saat tiap kali saya masuk di ruang ini. Penasaran selalu terbayang apa dan bagaimana, apakah tampilan luarnya sebagus isi di dalamnya?
.....o0o....
Bumi
Karya Tere Liye yang entah buku keberapa judul ini. Setahu saya karya Tere Liye itu banyak dan bagus-bagus. Saya sudah membaca judul ini, tetapi sebelumnya saya membaca karya fenomenal beliau berjudul "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin". Melalui karya ini saya " jatuh cinta" dengan Tere Liye. Ada juga novel beliau yang saya baca kali pertama yaitu Hafalan Shalat Delisa, kisah fiksi tentang seorang anak korban tsunami Aceh tahun 2006 yang ternyata Best Seller dan dibuat layar lebarnya, Sugoi~
Bumi
Awalnya kukira ini novel akan bercerita seperti novel Daun Jatuh~, tapi ternyata di luar dugaan awalku saat baca endorsementnya berubah tepat saat memasuki bab dua. Novel ini berkisah tentang seorang anak yang bernama Raib yang bisa menghilangkan dirinya dengan menelungkupkan kedua tangannya ke wajah. Ya, ia benar-benar bisa menghilang, ini bukan kalimat kiasan atau perumpamaan di buku -buku sekolah. Saya tertipu membaca ulasan singkat di belakang sampul buku. Rasa tertipu ini yang memacu untuk menamatkan buku ini.
Rasa penasaran sudah mulai bertambah saat memasuki bab ketiga lalu kemudian makin melesat hingga bab-bab selanjutnya. Kisah anak bernama Raib (nama akrab dalam novel ini Ra, maka mari kita sebut Ra mulai sekarang) ini merangsang adrenalin kita untuk mempersiapkan cemilan dan minuman sebanyak mungkin di depan meja hanya untuk dilahap bersama dengan buku ini hehehe. Ra dikisahkan adalah anak dengan kekuatan spesial yang hidup di salah satu bagian dunia yang bernama Bumi, di novel ini Bumi adalah salah satu bagian dari empat bagian dunia selain Bulan, Bintang, dan Matahari. Ketiga sisa lainnya itu katanya juga merupakan judul-judul tetralogi setelah novel Bumi.
Ra memiliki kekuatan menghilang seperti namanya 'raib', kekuatan memukul dahsyat, berpindah dengan sangat cepat, menyerap cahaya, dan juga menghilangkan apapun yang dikehendakinya. Ra adalah anak klan Bulan, keturunan salah satu ksatria terhebat klan itu. Dan Ra yang mewarisi darah klan terhebat itu ingin dibawa dan dilatih oleh Tamus, panglima lama dari Klan Bulan. Awal semua rahasia kemudian terbuka satu persatu sejak kemunculan Tamus. Belum lagi rangkaian kisah teman-teman Ra yang juga memberi kejutan-kejutan tak disangka di tiap babnya. Nah, untuk lanjutan kisahnya kalian bisa baca sendiri novel Bumi ini, insyaa Allah bagus.. bagus.. dan bagus.
Bumi
Pendapatku tentang novel ini cukup memuaskan apalagi bagian akhirnya sangat bikin puas menurutku. Tidak menggantungkan pembaca, menghilangkan rasa penasaran berlebihan tetapi di sisi lain membuat tidak sabar untuk membaca tetralogi lainnya. Kesan pertama yang muncul saat baca novel ini mengingatkanku dengan film berjudul The Giver atau Divergent, tema mereka sama-sama tentang klan, faksi, atau pembagian manusia. Namun selanjutnya kesan ini akan memudar seiring semakin jauhnya bab yang kubaca. Novel ini mau kuberi rate tinggi yaitu 8 dari 10 bintang. Alhamdulillah novel yang bagus. Mari membaca lanjutan kisah Raib dan kawan-kawan di tetralogi selanjutnya.
Hima Rain
Komentar
Posting Komentar
Jangan jadi Anonymous ya, susah nyebutnya. Ketik namamu and i'll be glad :D