Taiko: Sebuah Resensi dan Perbandingan Unsur Sejarah di dalamnya
Bismillah...
Taiko, salah satu
karya besar Eiji Yoshikawa yang
merupakan salah satu novel berlatar belakang sejarah yang menceritakan seluk-beluk
kehidupan panjang salah seorang pemersatu Jepang yang memiliki gaya kehidupan
yang sangat unik dan menarik. Ini adalah sebuah karya yang sangat hebat. Eiji
Yoshikawa mampu menceritakan kisah sejarah dengan bahasa sastra yang sangat
indah dan mudah dimengerti. Secara tidak langsung novel ini membawa pembaca
seakan-akan terbawa dalam suasana kehidupan Toyotomi Hideyoshi dari kecil hingga
akhir hayatnya. Sekali membaca novel ini, kita akan penasaran dan terpengaruh
dengan intrik-intrik kejadian yang disuguhkankan dalam novel Taiko ini.
Novel ini bisa menjadi
salah satu referensi sejarah mengenai para pemersatu Jepang. Novel ini sangat
bermanfaat terutama untuk mempelajari kebudayaan lampau Jepang pada saat itu
pra Edo. Masa-masa peralihan pedang samurai ke senjata api, novel ini
mendeskripsikan dan secara tidak langsung memperkenalkan watak-watak orang dan
tindakan-tindakannya.
Sinopsis
Menjelang
abad ke-16, kekaisaran Jepang dalam keadaan kacau-balau dan keshogunan pada masa itu mengalami ketimpangan dan panglima-panglima perang berusaha
saling memperebutkan kemenangan dan kekuasaan, di tengah-tengah ketimpangan
tersebut muncul 3 tokoh besar yang nantinya akan berusaha mempersatukan Jepang.
Nobunaga yang gegabah, tegas dan brutal ; Tokugawa, tenang, sabar, dan penuh
perhitungan, dan ketiga Hideyoshi yang sederhana, halus dan cerdik. Dan orang ketiga inilah yang merupakan kunci cerita novel ini. Hideyoshi seorang anak yang
lahir di Provinsi Owari, desa Nakamura adalah anak tengah keluarga
petani bernama Yaemon. Hideyoshi lahir tahun 1536. Pada waktu muda sebelum mengabdi pada
Nobunaga, Hideyoshi meninggalkan rumah dan berkelana. Ia hidup
dan telah melakukan berbagai macam pekerjaan. Kemampuannya dalam
melihat watak manusia semakin terasah berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun. Hiyoshi, nama panggilannya, bekerja sebagai pesuruh pada
Hachisuka Koroku.
Kemudian ia mengabdi dan bekerja sebagai pesuruh yang
bekerja untuk pemilik Istana Zudaji yang bernama Matsushita Naganori
(alias Matsushita Takahei) dan putranya Matsushita Yukitsuna yang juga
menggunakan nama alias yang sama seperti ayahnya (Matsushita Kahei). Namun karena wataknya yang cerdik dan
sederhana membuat orang banyak iri padanya sehingga ia difitnah dan diusir
pergi dari Istana Zudaiji. Dalam masa mengelana itulah, Hiyoshi bertekad untuk
mengabdi pada Nobunaga. Dan akhirnya, ia mampu dan berhasil menjadi pengabdi
Oda Nobunaga, sang penguasa Owari.
Selama bekerja pada Nobunaga posisinya yang dulunya pembawa
sandal kemudian menanjak dengan sangat cepat, dia ditugaskan di dapur kemudian
menjadi petugas penjaga kayu bakar dan akhirnya diizinkan untuk menjadi
pemimpin pasukan infantri. Dan namanya berubah menjadi Kinoshita Tokichiro.
Tidak lama kemudian Kinoshita Tokichiro menikahi Nene, salah seorang anak abdi
Nobunaga. Setelah menikahi Nene, Kinoshita Hideyoshi, perubahan nama kali
kedua, membangun benteng di Sunomata dan menjadi pemimpin benteng tersebut.
Hideyoshi pun selama masa itu melakukan banyak sepak
terjang yang sangat tidak diduga-duga karena perlawannya yang tanpa menggunakan
peperangan melainkan melalui perundingan dan strategi dan taktik yang sangat
sederhana namun berhasil. Bersama dengan Nobunaga, Hideyoshi berhasil
menaklukkan benteng Inabayama. Kemudian memasuki Kyoto, dan mengabdi di bawah
Shogun Yoshiaki. Pada saat berada di Kyoto, mereka berdua melakukan penguasaan
di daerah Omi dan Echizen. Karena
melihat keadaan negeri yang sangat berantakan disebabkan tingkah sang shogun,
bersama Nobunaga ia menjatuhkan Shogun. Nobunaga pun diangkat
menjadi shogun kemudian membangun istana Azuchi di Omi. Dalam masa kekuasaan
Shogun Nobunaga, Hideyoshi membangun dan menaklukkan beberapa benteng, yaitu
benteng Nagahama, benteng Miki dan Tottori. Namun pada saat Hideyoshi
melakukan penaklukkan di benteng Takamatsu, salah satu mantan pengikut
setia Nobunaga yang sakit hati membunuh Nobunaga di kuil di Kyoto.
Pada saat itulah, Hideyoshi pun mengalahkan Mitsuhide di
Yamazaki. Hideyoshi berperang melawan Shibata
Katsuie yang menentangnya secara politik. Karier
Hideyoshi melesat cepat dan ia memiliki jiwa memimpin. Bahkan dia berhasil
menjadi pemimpin saat krisis. Ketika Nobunaga meninggal dibunuh Mitsuhide, dia
mengobarkan semangat untuk menuntut balas. Tak cuma di situ, ketika Nabukatsu
dan Nobutaka -anak kedua dan ketiga dari selir Nobunaga- saling berebut
kekuasaan, Hideyoshi menengahi perselisihan (meski pun pada sisi lain yaitu untuk
menyelamatkan dirinya) dengan mengangkat Samboshi, cucu Nobunaga dari (putra
mahkota) Nobutada yang ikut meninggal bersama Nobunaga. Karena Samboshi masih bayi,
maka Hideyoshi menjadi walinya.
Hideyoshi kemudian meneruskan
perjuangan Nobunaga, menyatukan Jepang dan kemudian menjadi wakil kaisar.
~o0o~
Sebuah novel yang sangat tebal, sekitar 1140 halaman.
Buku yang tidak mungkin dibaca dalam sekali duduk namun buku ini mampu membuat
pembaca penasaran sebelum menyelesaikannya hingga akhir. Dalam novel
ini terdapat beberapa nama yang betul-betul ada dalam sejarah. Novel ini
termasuk salah satu literatur sejarah sehingga memiliki unsur sejarah yang
cukup banyak. Di antaranya sang Taiko sendiri, yang dalam novel ini dikisahkan
dari lahir hingga wafatnya. Toyotomi Hideyoshi merupakan sang pemersatu Jepang
yang namanya tercatat dalam sejarah Jepang. Yang pada awalnya mengabdi pada Oda
Nobunaga. Kemudian sang pelanjut cita-cita Nobunaga dan Hideyoshi yaitu
Tokugawa Ieyasu.
Berdasarkan tokoh-tokoh yang
ada selain di atas ada beberapa tokoh yang namanya memang tercatat dalam sejarah
yaitu para pemimpin samurai, berikut;
- Imagawa Yoshimoto, pemimpin dan penguasa Provinsi Imagawa, klan Imagawa. Yang memulai proses penyatuan Jepang namun ketika pasukannya berangkat menuju ibukota pada tahun 1560 pasukannya ditahan oleh Nobunaga yang pasukannya jauh lebih kecil.
- Saito Dosan, penguasa provinsi Mino. Merupakan mertua dari Nobunaga. Ia menikahkan Nobunaga dengan putrinya dengan tujuan politik.
- Hachisuka Hikoemon, dulunya Hachisuka Koroku, merupakan pengabdi Toyotomi Hideyoshi yang dahulunya merupakan pemimpin Hideyoshi sebelum masa jayanya.
- Asai Nagamasa, Daimyo kedua dari keluarga Asai yang kemudian menjadi pemimpin klan Asai. Karena bersebrangan dengan Oda Nobunaga dia akhirnya dinikahkan dengan saudara perempuan Oda yg bernama Oichi pada tahun 1564 untuk menghindari perpecahan / pertempuran.
- Akechi Mitsuhide, penguasa provinsi Tamba. Merupakan pengikut Oda Nobunaga namun karena sakit hati dengan Oda Nobunaga membunuh Oda Nobunaga.
- Shibata Katsuie, penguasa provinsi Echizen.
- Mori Terumoto, penguasa provinsi-provinsi sebelah barat.
- Shogun Yoshiaki, shogun yang memerintah sebelum Oda Nobunaga
Selain tokoh-tokoh sejarah, beberapa peristiwa penting pun terdapat di dalam novel ini, beberapa di antaranya;
- Pertempuran melawan Imagawa Yoshimoto pada 1560, tuan tanah wilayah jalur pantai di sebelah timur Nagoya modern, ketika itu pasukannya berangkat menuju ibukota dan pasukan itu ditahan oleh pasukan yang lebih kecil di bawah Oda Nobunaga, yang letaknya sepanjang jalur perjalanan.
- Pada tahun 1568, sewaktu Oda Nobunaga pergi ke ibu kota (Kyoto), Hideyoshi bekerja bersama-sama dengan Akechi Mitsuhide di Kyoto.
- Pada 1571, diserangnya dan dibakar habisnya kuil-kuil di gunung Hiei oleh Oda Nobunaga.
- 1573, ketika itu Oda Nobunaga bersama Toyotomi Hideyoshi bersama-sama menjatuhkan shogun Yoshiaki.
- Diangkatnya Oda Nobunaga sebagai Shogun.
- 1580, Ishiyama Honganji di Osaka, berhasil ditaklukkan.
- Pada bulan Juni 1582, ketika sedang dalam perjalanan untuk bergabung dengan Hideyoshi, Nobunaga bermalam di sebuah kuil di Kyoto, salah satu vassal seniornya Akechi Mitsuhide, yang sedang memimpin pasukan tambahan mrnuju tempat yang sama, tiba-tiba berbelok keluar jalur dan menyerang Nobunaga dan Nobunaga bunuh diri karena terluka di dalam amukan api.
- Pada tahun 1583, Hideyoshi mendirikan Istana Osaka di bekas kuil Ishiyama Honganji.
- Pada tahun 1585, Hideyoshi menjadi anak angkat Konoe Sakihisa sehingga bisa mendapat gelar Kampaku dari kaisar. Tahun berikutnya (1586), Hideyoshi menerima nama keluarga Toyotomi, menjalankan tugas sebagai Daijō Daijin dan melakukan konsolidasi kekuasaan.
Ada beberapa hal yang patut dicatat dari novel
ini yaitu, perkembangan budaya yang terjadi pada masa Toyotomi Hideyoshi ini
yaitu,
- Berkuasanya daimyo-daimyo di beberapa provinsi.
- Samurai pada waktu itu memegang kekuasaan yang sangat besar.
- Perkembangan agama Buddha dan beberapa-beberapa sekte-sekte yang menyimpang dari ajaran Buddha pada waktu itu.
- Bushido (jalan samurai) merupakan pedoman yang sangat dijunjung tinggi samurai. Pada zaman ini Bushido betul-betul sangat berkembang dan digunakan para samurai-samurai dalam kesehariannya, beberapa di antaranya adalah kesetiaan dan kerja keras.
- Adanya peralihan penggunaan pedang samurai ke senjata api.
Menurut kesimpulanku, perbandingan sejarah dengan novel
“Taiko” ini adalah terdapat latar belakang sejarah dan budaya yang cukup
signifikan yang bisa diambil dari novel
ini. Cakupan sejarah di dalamnya sekitar 75 % dan sisanya memiliki
unsur-unsur sastra yang lumayan banyak.
Kesan setelah membaca buku ini yaitu mengajarkan banyak hal dan juga sangat bermanfaat apalagi berfungsi ganda sebagai literatur sejarah dan novel. Selain unsur sejarah, banyak hal-hal yang bisa dipetik dari buku ini. Kerja keras, pengabdian, dan perjuangan abdi terhadap
junjungannya. Dan juga mengenai "dasar kepemimpinan" yang dapat kita petik dari novel ini.
Intinya, novel ini merupakan karya yang patut untuk dibaca dan dijadikan
referensi sejarah Jepang.
Sumber:
Yoshikawa, Eiji.
2007. Taiko. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Beasley, W.G. 2003. Pengalaman
Jepang: Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Hima Rain
tebel banget ya, mba. bener2 novel sejarah. penasaran pengen baca tapi apa bisa kelar ya bacanya, hehe
BalasHapushehe pasti bisa mbak gambare~
HapusAku masih bingung deh Mbak. Jadi Taiko itu siapa... bukan tokoh utama gitu ya x_x
BalasHapusMau baca ah... tapi mau baca Oda Nobunaga buku selanjutnya dolo. Ternyata ada dorama judulnya Oda Nobunaga dan yang main pacar eike: Kimura Takuya T.T T.T T.T
Taiko itu gelar, nama lain dr pendamping kaisar/shogun pd masa itu. Tp kampaku jg pendamping kaisar sih, tp mendampingi kaisar saat kecil. Taiko itu bisa disebut pensiunan kampaku kali. hehehe Nah taiko itulah merujuk ke Toyotomi Hideyoshi.
HapusHum iya oda nobunaga pernah kuliat novelnya, fiuh sama tebelnya un. Kalo ada doramanya mending itu deh
dirumah punya juga nih mbak bukunya punya suamiku, aku belum pernah baca :)
BalasHapusbaca yuk mbak, keren isinya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBlm habis baca novel nya. Tebal sekali, keren bu simpulan nya!!
BalasHapus