Pembatas buku hujan di halaman 140
it's rainy day, katamu memulai bicara
kepada hujan yang selalu membuatku basah seketika saat aku tak membawa payung
aku tetap tunduk seolah tenang sambil membuka, mengarahkan mata, dan sedikit meminta konsentrasi dari buku yang sedang kubuka halaman 140 nya.
kulirik jas hujan yang barusan kau hentakkan sedikit keras untuk menyisihkan air yang barusan kau terjang bersama motor bebek hitammu itu
jas itu kau letakkan di sampingku, peduli pun tidak dengan ujung jilbabku yang diam-diam mengambil basah dari jas hujanmu itu
tiba-tiba bajuku senada dengan warna jas hujanmu secoklat tanah yang barusan basah dan kau injak tadi
peduliku tetap pada halaman 140 yang sedari tadi masi terus kubaca dan tetap kupertahankan di paragraf 3.
kenapa pula paragraf ini begitu sulit kucerna?
atau hujan menghentikan atau membuyarkan konsentrasiku?
entahlah, yang pasti buku bersampul coklat ini kututup dan meninggalkan bekas lembar yang paling sering kubuka hari itu
pembatas buku hujan di halaman 140
yang pasti hujan tetap turun dengan santai terus membanjiri kaki bangku tempatku duduk tadi
di kejauhan kuliat jas hujan belum kering itu diambil pemiliknya dan menerobos hujan bersama motor bebek hitam kembali
pembatas buku hujan di halaman 140 tetap tak kubuka walau tiba dengan hujan yang masih belum juga reda
kepada hujan yang selalu membuatku basah seketika saat aku tak membawa payung
aku tetap tunduk seolah tenang sambil membuka, mengarahkan mata, dan sedikit meminta konsentrasi dari buku yang sedang kubuka halaman 140 nya.
kulirik jas hujan yang barusan kau hentakkan sedikit keras untuk menyisihkan air yang barusan kau terjang bersama motor bebek hitammu itu
jas itu kau letakkan di sampingku, peduli pun tidak dengan ujung jilbabku yang diam-diam mengambil basah dari jas hujanmu itu
tiba-tiba bajuku senada dengan warna jas hujanmu secoklat tanah yang barusan basah dan kau injak tadi
peduliku tetap pada halaman 140 yang sedari tadi masi terus kubaca dan tetap kupertahankan di paragraf 3.
kenapa pula paragraf ini begitu sulit kucerna?
atau hujan menghentikan atau membuyarkan konsentrasiku?
entahlah, yang pasti buku bersampul coklat ini kututup dan meninggalkan bekas lembar yang paling sering kubuka hari itu
pembatas buku hujan di halaman 140
yang pasti hujan tetap turun dengan santai terus membanjiri kaki bangku tempatku duduk tadi
di kejauhan kuliat jas hujan belum kering itu diambil pemiliknya dan menerobos hujan bersama motor bebek hitam kembali
pembatas buku hujan di halaman 140 tetap tak kubuka walau tiba dengan hujan yang masih belum juga reda
puisi ini diikutsertakan dalam giveaway semua tentang puisi
:meringis..
BalasHapusdari sekian kalinya kubaca..
tetap masih blum mengerti.. maksudnya paragraf 3 yang terus dibaca.. :garukkepala
iya. itu ngerti
HapusEmang di halaman 140 ada paragraf apa mb’??? hihiih
BalasHapusGadis berpayung hijaunya ada di postingan setelah puisi mb’ :D
Cek aja, sekalian knalan ^^
Sukses buat Ganya
hehehe kusebut gak ya
Hapusaku juga sama..gak tahu maksudnya hehehhehe
BalasHapustidak semua puisi mesti ditau kok maksudnya. hehe sy bwt puisi untuk melatih diksi dan selalu ada tersirat2nya. semua maksud puisi kembali ke penulisnya
Hapussaat orang lain tidak mengerti puisi yang sy buat, saya tetap senang menikmatinya ^^ yes misi berhasil hehehe.
salam kenal..
BalasHapussukses ngontesnya ya :)
salam kenal juga mbak..
HapusAku dah denger versi livenya nih, kakakakka
BalasHapuswadooh malu
HapusAih aih... siapakah pemilik jas hujan itu? :D
BalasHapusWah.. jadi pengen tau versi live-nya :D
wehehe pemilik jas hujan itu ya si pemilik motor bebek itu hehehe
Hapushaii makasih sudah ikutan
BalasHapustunggu pengumumannya tanggal 1 januari ya ;)
iya mbak
Hapus